"Selamat tahun baru, Bapak.."
Tiba-tiba hati ini
merasa sedih. Sebentar lagi tahun berganti. Di tahun yang baru nanti, kalimat
tersebut tidak akan pernah lagi terucap. Sekalipun saya mengucapkannya,
tidak akan ada lagi sahutan, ‘Selamat
tahun baru juga, Nak..’
Biasanya, setiap
pergantian tahun, di jam 00.00 dini hari, saya dan keluarga selalu berkumpul. Kami
mengadakan doa bersama untuk mengucap syukur karena telah diberi kesempatan
untuk tiba di tahun yang baru. Setelah doa bersama, bapak selalu memberikan
nasehat untuk kami, anak-anaknya. Banyak petuah dan harapan yang disampaikan
bapak kepada kami.
Dan tahun 2017 ini
adalah tahun terakhir kami menikmati kebersamaan itu. Bapak sudah lebih dahulu
dipanggil Tuhan. Tepatnya di bulan Mei 2017 lalu. Rasa sedih itu berkecamuk
saat melihat bapak berjuang melawan sakitnya.
Kami anak-anaknya
berusaha terus membawa bapak berobat. Menjaganya di masa-masa perawatan.
Menghiburnya disaat ia terbaring lemah. Dalam hati saya berseru,’Tuhan, izinkan
kami untuk boleh bersama-sama lagi, berkumpul di rumah menikmati pergantian
tahun nanti’.
Namun, Tuhan punya
kehendak lain. Kami harus mengikhlaskan kepergian bapak. Dan pergantian tahun
baru yang tinggal beberapa hari nanti menjadi moment pertama kami tanpa bapak.
Tentang
Keinginan yang Belum Terwujud
Ya. Ada satu keinginan
bapak yang belum bisa saya penuhi. Di masa hidupnya, bapak ingin sekali melihat
saya kembali bekerja. Tetapi bekerja bukan untuk menjadi karyawan biasa,
seperti yang pernah saya jalani sebelumnya.
Bapak ingin sekali saya
bisa membuka praktek mandiri. Sesuai dengan pendidikan terakhir saya di bidang
kesehatan. Bapak yakin, di mana pun saya berada, banyak masyarakat yang akan membutuhkan
saya.
Suatu waktu saya pernah
pulang ke rumah. Bapak menyuruh saya membawa obat-obat yang dimilikinya.
“Ini
ada obat bapak. Banyak. Bawalah, siapa tahu ada pasienmu di sana yang
membutuhkan.”
Begitu kata beliau. Bapak
memiliki riwayat penyakit diabetes dan asma. Terkadang, ada keluhan-keluhan
lain yang muncul. Tidak heran kalau Bapak sering kontrol ke dokter.
Obat-obat yang di terima dari dokter,
ada yang habis dalam beberapa hari dan ada yang tidak. Beberapa memang sengaja
diberi dalam jumlah banyak untuk stok. Dan obat itulah yang diminta bapak untuk
saya bawa.
Saat itu saya hanya
bisa tersenyum. Namun, obat
itu tetap saya bawa. Bapak begitu semangat saat melihat saya membungkus
obat-obatnya ke dalam plastik. Dan saya tidak mau wajah bahagia itu tiba-tiba
berubah.
Saat kembali ke
perantauan, obat itu saya simpan. Saya menyadari, keinginan bapak sangat besar
untuk saya. Saya meyakinkan diri sendiri, suatu saat keinginan ini akan
terwujud.
Sebuah
Resolusi di Tahun 2018; Buka Praktek Mandiri
Nah, pada bulan
desember ini, tepat satu tahun saya berada di Jambi. Di mana sebelumnya saya berdomisili di Bogor. Kemudian
pindah ke sebuah desa kecil yang ada di Jambi dan meninggalkan keriuhan kota
besar.
Merintis sebuah
investasi bersama suami--sebut saja begitu, itulah yang menjadi alasan kami.
Banyak yang berdecak kagum atau terheran, mengapa saya mau dibawa ke desa kecil
ini. Berbagai respon positif telah saya terima. Bahkan tidak sedikit yang
menyayangkan keputusan saya.
Namun, inilah perjalanan
hidup. Pilihan ada di tangan kita. Manusia berencana dan Tuhan yang
mengizinkan. Saya percaya, ada rencana besar yang Tuhan sediakan untuk saya dan
keluarga kecil.
Kami tinggal di sebuah
lokasi yang sangat jauh dari kota. Kami harus menempuh perjalanan yang berliku
dan naik-turun untuk tiba di rumah. Jalanan berbatu, dan sebagian lagi banyak
lumpur. Yang pasti, badan akan terasa pegal dan mudah lelah jika menempuh
perjalanan seperti ini.
Situasi jalanan yang harus ditempuh. Ini adalah jalan yang masih muda dilewati. |
Bulan pertama saya di
sini, ada seorang ibu yang datang membawa suaminya minta disuntik. Kakinya luka
dan bengkak karena jatuh dari motor. Namanya masyarakat awam, sakit sedikit
tahu nya langsung minta disuntik.
Saya sama sekali tidak
mempunyai stok obat di rumah, kecuali obat untuk bayi saya. Saya menyampaikan
maaf kepada ibu tersebut karena tidak dapat membantunya. Beberapa bulan
kemudian, ada lagi yang datang minta untuk diperiksa. Dan lagi-lagi saya minta
maaf.
Keadaan seperti ini
membuat saya menjadi kasihan. Fasilitas kesehatan sangat jauh dari tempat saya tinggal.
Sementara masyarakat harus mendapat pengobatan dengan cepat. Mau tidak mau
mereka harus keluar menempuh perjalanan berkilo-kilometer. Bisa kita bayangkan,
bagaimana badan yang lemah terpaksa harus keluar, hanya untuk mendapat
pengobatan.
Sampai suatu ketika ada
yang bilang, ‘Bu, buka prakteklah. Kita jauh kali kalau mau berobat.’
Saya mengerti apa yang
menjadi harapan mereka. Namun disisi lain, saya sendiri bingung. Saat itu saya
tidak mempunyai dana untuk mengurus izin
praktek dan segala keperluannya. Kami baru pindah, uang simpanan sudah
habis digunakan untuk ongkos dan kebutuhan lainnya. Dan ditempat yang baru,
kami membutuhkan modal yang tidak sedikit untuk usaha yang dirintis. Bagaimana
lagi dengan dana untuk membuka praktek?
Belum lagi saya memiliki
putra yang masih bayi, yang harus mendapat perhatian penuh. Ditambah perjalanan
keluar dari lokasi saya bukanlah dekat. Untuk menempuh perjalanan pulang pergi bisa menghabiskan waktu satu hari. Sementara itu, saya harus memiliki stamina
yang kuat. Dan saya belum berani membawa motor sendirian di jalan seperti itu.
Beberapa pertimbangan
tersebut akhirnya saya tepis. Saya berusaha menciptakan pikiran positif. Di
jalani dulu prosesnya, baru kita tahu kendala sebenarnya seperti apa. Dan dari
kendala tersebut, kita akan mencari tahu solusinya.
Akhirnya, berkat
dukungan dari keluarga, saya pun berniat untuk membuka praktek. Mulai
dari melengkapi berkas, hingga menemui organisasi profesi setempat. Satu
persatu, tahapan demi tahapan saya kerjakan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan.
Saya merasa lega.
Semoga di tahun 2018 nanti, saya sudah menerima izin tertulis dari dinas. Jika
boleh berkhayal, saat menjalani proses ini, ingin rasanya bertukar
pendapat dengan Bapak. Beliau pasti
senang dengan semua ini.
Siapkan
Energi, Siapkan Vitamin yang Bagus untuk
Mempercepat Masa Penyembuhan
![]() |
Siapkan #Theragran-M agar aktivitas berjalan lancar |
Artinya, di tahun 2018
nanti saya harus lebih strong. Keluar
dari zona nyaman yang selama ini saya nikmati. Yang pasti, tidak lagi
mengandalkan suami, menjadi driver
untuk segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan saya. Saya harus lebih mandiri. Bawa motor sendiri di jalanan
yang bergelombang dan berbatu.
Untuk sampai ke jalan
beraspal, biasanya saya menempuhnya selama 70 menit, paling cepat. Paling lama bisa sampai 90 menit. Dan untuk satu perjalanan
pulang pergi, waktu yang dibutuhkan 2 jam 20 menit. Ini masih urusan perjalanan
ke jalan aspal ya. Belum lagi yang lainnya.
Dan setiap saya menempuh
perjalanan ini, bisa dipastikan, keesokan harinya badan mulai lemah. Pusing,
mual, capek, semua terasa. Kondisi ini akan membuat saya mudah sakit. Pekerjaan
rumah menjadi berantakan. Hal ini tentu
saja akan semakin mengganggu aktivitas lainnya. Jadi, kalau sakit jangan lama-lama.
Nah, untuk mengatasi
kondisi seperti ini, ada yang wajib saya persiapkan. Saya membutuhkan vitamin yang bagus untuk mempercepat masa
penyembuhan. Theragran-M menjadi pilihan saya. Mengapa harus Theragran-M?
Tubuh kita membutuhkan
nutrisi setiap hari. Apabila kebutuhan nutrisi, vitamin dan mineral harian
tidak dapat terpenuhi melalui makanan kita sehari-hari, maka kita membutuhkan
asupan dari sumber lain yaitu suplemen. Theragran-M adalah suplemen yang memiliki
kombinasi multivitamin dan mineral yang mampu meningkatkan dan mengembalikan
daya tahan tubuh.
Dengan padatnya aktivitas saya di tahun 2018 nanti, saya tidak perlu takut akan kondisi kesehatan. Sebagai ibu rumah tangga yang sedang merintis suatu usaha, saya harus lebih memperhatikan nutrisi untuk keluarga saya. Tidak hanya itu, kondisi kesehatan masyarakat di lingkungan saya juga akan menjadi prioritas saya nantinya.
Apabila tubuh sudah jatuh sakit, Theragran-M dapat diminum 1 kaplet dalam sehari. Dalam kondisi tersebut, kita sangat membutuhkan vitamin untuk mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit. Dan jangan lupa untuk konsumsi air putih serta istirahat yang cukup.
Kita semua ingin tetap sehat. Tubuh yang sehat akan membuat kita semangat dalam beraktivitas. Kerjaan lancar, maka kebahagiaan akan berpihak pada kita. :)
Sebuah resolusi yang menjadi pengobat rindu untuk bapak. Sebuah doa dipanjatkan agar telaksana apa yang dimimpikan. Berharap semua dapat terwujud. Karena saya yakin, beliau akan melihat apa yang sedang diperjuangkan putrinya.
Sebuah resolusi yang menjadi pengobat rindu untuk bapak. Sebuah doa dipanjatkan agar telaksana apa yang dimimpikan. Berharap semua dapat terwujud. Karena saya yakin, beliau akan melihat apa yang sedang diperjuangkan putrinya.
'Selamat tahun baru, Pak...'
Disclaimer: Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.
Menjadi seorang perawat utk masyarakat. Superrrr sekali. Semoga berkah mbak 👍
BalasHapusIya ya tidak terasa akan melewati tahun 2017... Masih banyak yang belum terwujud di tahun ini mudah-mudahan terwujud tahun depan Amin...
BalasHapusSelamat natal fan tahun baru adek kk.. Gbu
BalasHapuswah perjalanan daratnya memang butuh perhatian pemerintah setempat ya,,
BalasHapusaku pun di 2018 ini berharap selalu sehat, rejeki lancar dan banyak jalan-jalan. h hehe
Semoga dilancarkan segala resolusi yang mulia mbk :)
BalasHapusMulia sekali resolusi 2018nya.. Bismillah.. Semoga tercapai ya mbak Resolusi 2018nya, segala niat baik inshaaAllah dimudahkan oleh Allah SWT ya.. Aaaaaminnn
BalasHapusSemangatt mbaa.. Kalo niat baik pasti ada jalannya.. Semoga dimudahkan untuk membuka praktek mandirinya ya mba..
BalasHapusaku merinding bacanya mba,,, terharuuu semoga segera terealisasi ya mba untuk bisa buka praktek mandiri..
BalasHapusuntuk tujuan baik semoga selalu dimudahkan
Selamat Tahun Baruuuuu... Semoga resolusi kita terlaksana dan bermanfaat. Aamiin..Sehat-sehat terus yaaa
BalasHapus