![]() |
'Menghindarkan anak dari gadget, emang bisa?'
Pasti banyak yang berpikiran seperti itu, ya Moms. Duh, impossible banget.
Apalagi sekarang sudah era digital. Semua sudah terpapar gadget. Tua, muda, gak
ada batasan. Bahkan anak umur 1 tahun pun sudah pintar memainkan jarinya di
layar gadget.
Hal ini membuat para orang tua menjadi dilema. Ada ketakutan
tersendiri jika anaknya bermain gadget terus menerus. Namun di sisi lain,
gadget justru sangat membantu. Jika kita sedang dihadapkan dengan setumpuk
pekerjaan yang harus diselesaikan, gadget bisa menjadi solusi. Tinggal
nyodorin gadget ke anak, udah deh, kita bisa bebas kerja tanpa ada gangguan.
Sebagai orang tua, tentu
saja kita menyadari bahwa hal tersebut sangat tidak baik. Efek buruknya akan
dirasakan di kemudian hari. Tetapi kenyataannya, kita merasa sulit untuk
menjauhkan anak dari gadget. Kalau tidak diberikan, malah kerjaan jadi terbengkalai,
anak heboh gak karuan.
Jadi harus gimana, dong?
Sama nih, seperti Abang
Gio. Kalau sudah lihat gadget, berasa sudah berteman lamaaaa. Lengket banget.
Padahal umurkan masih kecil ya. Masih balita. Tentu saja keadaan ini membuat
saya merasa bersalah bila melihat Abang Gio memegang gadget dalam waktu
lama. So sad, Moms.
Bagi saya, lebih baik
tidak memberikan dia gadget. Di usianya saat ini, gadget justru menawarkan
dampak negatif buat dia. Dengan melewati berbagai cara, akhirnya saya menemukan
teknik sendiri untuk mengalihkan perhatian Abang Gio dari gadget.
Dimulai dari Komitmen dan Niat Kuat
Sama seperti kita yang
pengen banget diet, tapi apalah daya, brownies di depan mata tak bisa
dielakkan. Uupss... Bila tidak komitmen dengan diri sendiri, tentu saja kita
tergiur untuk memakan brownies tersebut. Hasilnya, diet gagal! Begitu juga
dengan keinginan kita menghindarkan anak dari gadget, kita wajib komitmen ke
diri sendiri, juga pasangan. Kita sama-sama membuat batasan, mau nya seperti
apa.
Ini adalah tantangan
besar buat kita. Artinya, yang menjadi manager-nya anak kan kita. Anak tetap
dengan kemauannya sendiri. Bila tidak ada kontrol dari orang tua, bisakah dia
menjadi tertib dengan sendirinya?
Nah, saat itu saya mulai
memantapkan hati. Mau sesibuk apapun, saya tidak mau memberi gadget sebagai
solusi. Saya jelaskan ke suami bahwa saya hendak memulai petualangan, kira-kira
seperti itu :). Kemudian kami sepakat dan mulai dengan petualangan tersebut.
Memulai Petualangan dan Berbagai Drama
Setiap Hari
![]() |
mengajak anak melakukan kreativitas (sumber gambar: pixabay) |
Yang saya lakukan pertama
sekali adalah memberi ruang kebebasan pada anak. Artinya, anak saya bebaskan
bermain, di dalam maupun di luar rumah. Biarkan anak mengeluarkan semua yang
ada dalam pikirannya. Anggap saja dia sedang menunjukkan kehebatannya. Karena
sifat anak usia balita itu masih berpusat pada diri sendiri. So, be
calm, Moms, bila rumah mulai berantakan dan tidak menyenangkan.
Nah kendalanya yaitu
bagaimana jika ada yang urgent dan ada yang menelepon? Mau gak
mau, anak pasti lihat kan? Apalagi kalau kita punya volume suara yang besar.
Mau nelpon sembunyi-sembunyi pun, anak pasti tahu.
Kebetulan saya juga
mempunyai HP yang ada senternya, tau kan Moms, atau HP yang mini, yang bisanya
cuma nelpon sama sms doang, sebut saja HP mini ya. Jadi saya bisa menggunakan
HP mini tersebut untuk hal penting atau mendesak. Kadang juga kalo lagi nelpon, ponsel pintar
tersebut saya selipin di buku, saya megang buku tersebut sambil berdiri biar
gak kelihatan sama anak. Kemudian tangan yang lain memegang HP mini tadi. Jadi
anak mikir kalo saya lagi telponan pake HP mini tersebut. Ckckckk... Kalo lihat
HP mini, Abang Gio gak tertarik.... Wkwkkk..
Nah hari pertama, Abang
Gio gak karuan. Sebentar-sebentar minta HP. Kalo kita jawab beragam alasan, dia
malah minta laptop. Kadang main ultraman-ultraman, saking kesal sama mamanya.
Tapi mamanya ya sok sabar aja. Walopun gigi udah bertanduk. Ckckckk
Hari kedua, sama. Dia
masih bolak-balik minta. Tidak jauh berbeda dari hari pertama. Masih maksa
banget minta main gadget.
Hari ketiga begitu juga,
tapi durasinya sudah mulai berkurang. Maksanya udah mulai berkurang, walopun
sedikit.
Hari keempat, keinginan
main gadgetnya mulai berkurang lagi. Begitu juga di hari kelima, hingga
keenam.
Dan sampai di hari ke
tujuh, dia lupa. Sama sekali gak minta HP ataupun laptop. Yes! Good job! Abang
Gio mulai terbiasa bermain tanpa gadget. Mungkin dia bosan kali ya dengar
alasan maknya terus-terusan. Sebenarnya saya ada niat mau kasih kebebasan di
hari ketujuh. Boleh main gadget, tapi cukup 1 jam. Tapi saya berpikir, nanti
kalau dikasih gadget, pasti dramanya mulai lagi seperti hari pertama. Dan akhirnya,
saya putuskan untuk tidak memberi gadget karena suasana sudah lebih
menyenangkan. Dan sebagai orang tua saya mulai merasa tenang.
Saya selalu membuat target
per minggu. Saya tekadkan dalam hati, main HP nya cukup hari minggu saja.
Itupun kalo ga sibuk banget, ya gak usah dikasih. Dan saya juga berhasil
membuat Abang Gio dan gadget berjauhan. Dalam beberapa minggu setelah saya
terapkan cara ini, dia jadi lupa sendiri. Gak heboh kayak biasanya. Tapi ya
tetap saja, kalau saya pegang gadget harus sembunyi-sembunyi. Karena ya itu
tadi, kalo sekali lihat, udah deh…. Drama pasti terjadi. Wkwkwkk
Setelah anak mulai lupa
dengan gadget, hal selanjutnya adalah orangtua harus menerima.
Terima saja apa yang dilakukan anak. Ya, main di luar rumah. Bermain pasir apalagi
kalau pasirnya di bawa ke rumah. Keluarin baju dari lemari, masuk kamar mandi
sambil hidupin kran air, trus kamar mandinya ditinggalin. Pokoknya terima saja
Moms, sambil jangan lupa urut dada yaaa…sabarrrrrr….. dulu kita seperti
itu juga.
Yuk, kita mulai berlatih
mengajari anak agar tidak keterusan main gadget. Dimulai dari kita ya, Moms....
You can do it!
Masi belum bisa konsisten ,ngurangi gadget ke anak.. Pas rewel dan sibuk terpaksa deh youtube channel little angel & cocomelon diputer..
BalasHapusMemang perjuangan berat ya, tapi semoga kita bisa membatasi penggunaan gadget ke anak :)
Hapusyup, ortu juga tak megang gadget, betul itu, kadang kita suka larang2 pdhl dirinya juga masih pegang hp
BalasHapusIya, benar. Apa yang dilakukan ortu pasti ditiru anak, kudu waspada niiihhh :)
BalasHapusMom's Gio (AC) ... Kalau ibunya super sibuk and itu anak sama baby sister (BS) nya so pasti gak terkontrol donk,,, kadang juga BS nya kasih HP agar bisa mengerjakan kerjaan yg lain... Dilema lagi nih emak.... Please advice... ����
BalasHapusHai kawan, sepertinya namanya tidak asing...ckckck..
HapusSuper sibuknya gimana? Semua juga sama-sama sibuk, menurutku kembali ke komitmen kita aja sih, pasti bisa kok...
Kalau saya lihat seringnya gadget ini digunakan agar anak diam, karena kalau anaknya nggak bisa diam, ortunya kewalahan, he. Perlu latihan dan kegigihan memang.
BalasHapusbenar sekali, semoga para orangtua bisa lebih strong dalam mendidik anak. :)
HapusHalo mbak Anita salam kenal yaaach 😘 Wah, emang susah2 bampang eeh banayakn susahnya ya melepaskan gadget dari anak2. Ada plus minusnya sih tuh HP.. bisa buat tugas sekolah dan bisa main game. Pintar2 nerkomunikasi aja sm anak 😘 Alihkan perhatiannya pada aktivitas olah tubuh..in sya allah bisa.
BalasHapusSalam kenal juga Mba Nurul. Benar Mba, zaman sekarang untuk anak sekolahan, HP memang sangat membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Kalo zamannya kita dulu, ya kalau tidak bisa nyelesain tugas sekolah, pasrah aja dehh...hehee...
Hapusaduh anakku juga ketagihan hp mbak...mksh tipsnya ya.bs dicoba nih nanti
BalasHapusNah, ini dia PR banget buat kita2 gimana cara mengalihkan perhatian anak2 mainin gadget hahaha :) Kalau aku sih suka memberikan waktu2 khusus/terntentu kapan anak2 boleh main HP dan kapan belajar serius. Perlu juga sih buat cari info bikin tugas. Anak2ku udah abegeh soalnya hehehe.
BalasHapus